cara mengajar ips yang menarik dan menyenangkan
PelaksanaanPembelajaran IPS di SD pada Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
2 Terdapat peningkatan pemahaman konsep oleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang dilihat dari hasil test siklus 1 dan test siklus 2 dengan kriteria minimal 75% dari jummlah siswa mengalami peningkatan skor total aspek motivasi belajar siswa.
sepertiadanya tantangan yang akan membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Deterding dalam jurnal (Baydas & Cicek, 2019) mendefinisikan gamification adalah menggunakan elemen-elemen game dalam konteks non game untuk memotivasi, meningkatkan keaktifan dan ingatan pengguna.
PeranPembelajaran Digital dalam Memperluas Kesempatan Belajar yang Menarik, Aktif dan Menyenangkan. Jakarta, (03/09/2015) - Ada cara mudah dan menyenangkan untuk membantu pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memahami materi pelajaran sekolah. Penerbit Erlangga mempersembahkan produk inovasi terbaru melalui Erlangga website yang dikembangkan oleh
35Kata yang Bikin Kamu Semangat Kuliah, Bahasa Inggris dan Artinya. 9. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Peduli dengan siswa. Umumnya, para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi belajar mereka kepara guru yang memiliki perhatian kepada mereka. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa.
5 dấu hiệu đàn bà vượng phu. ArticlePDF Available AbstractMengajar merupakan kegiatan penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan haruslah menarik dan menyenangkan agar peserta didik tidak bosan. Selain itu juga, pembelajaran di desain semenarik mungkin agar hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Banyak metode pembelajaran kreatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran, seperti experiential learning, story telling, case study dan role playing. Dengan menggunakan metode yang kreatif dalam pembelajaran, maka suasana belajar akan lebih menyenangkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… METODE MENGAJAR KREATIF DALAM MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN Sri Sunarti, Balai Diklat Keagamaan Palembang sribdk Diterima 27 Agustus Disetujui 26 Oktober Dipublikasikan 31 Desember Abstrak Mengajar merupakan kegiatan penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan haruslah menarik dan menyenangkan agar peserta didik tidak bosan. Selain itu juga, pembelajaran di desain semenarik mungkin agar hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Banyak metode pembelajaran kreatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran, seperti experiential learning, story telling, case study dan role playing. Dengan menggunakan metode yang kreatif dalam pembelajaran, maka suasana belajar akan lebih menyenangkan. Kata Kunci pembelajaran, metode, mengajar, kreatif Abstract Teaching is an activity of delivering information and knowledge to students in the learning process. Learning that is carried out must be interesting and fun so that students do not get bored. In addition, learning is designed as attractive as possible so that student learning outcomes are good and learning objectives are achieved. Many creative learning methods can be used in learning, such as experiential learning, story telling, case studies and role playing. By using creative methods in learning, the learning atmosphere will be more enjoyable. Keywords learning, method, teaching, creative This work is licensed undera Creative Commons Attribution-NonCommercial International License p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses penyampaian materi dan informasi kepada siswa sehingga bertambahnya pengetahuan siswa. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bukanlah hal mudah. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Pasal 40 ayat 2 menjelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Selain itu juga, hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Pasal 19 Ayat 1 berbunyi ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang , memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”. Menciptakan pola pembelajaran membutuhkan peran guru yang inovatif untuk membuat rancangan pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu menggunakan metode pembelajaran untuk tujuan agar siswa tidak cepat bosan dan bersemangat dalam belajar. Dalam pembelajara menciptakan kreatifitas yang dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai metode. Namun, pada kenyataannya, masih kita temukan pendidik yang mengajar dengan metode ceramah saja sehingga membuat suasana pembelajaran menjadi membosankan. Kurangnya kreatiftas mengajar pendidik karena pendidik masih belum membuka diri untuk membaca dan belajar hal-hal baru. Memang tidaklah mudah untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, perlu usaha dan kemauan untuk merubah kebiasaan. Oleh karena itu, tulisan ini membahas berbagai metode mengajar kreatif yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi menyenan METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode mengajar kreatif dalam ini menggungkan. akan buku-buku library search dan literatur lainnya untuk menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif tentang materi. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dinamakan metode studi pustaka. Dengan metode ini dapat dikumpulkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dan kemudian di lakukan klarifikasi dan deskripsi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1. Temuan Dari hasil studi pustaka dan library reasearch maka ditemukan beberapa metode mengarjar kreatif sehingga dapat menciptakan pembelajaran menjadi aktif dan kreatif, yaitu metode experiential learning, metode story telling, metode case study dan metode role play. Keempat metode tersebut lebih mudah diterapkan dan dipahami oleh guru dalam menyampaikan materi. Selain itu, metode-metode ini lebih mudah dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2. Pembahasan PRINSIP METODE MENGAJAR KREATIF Kreatif berarti kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan Munandar, 2002. Sedangkan kreatifitas menurut Clark Monstakar dalam Utami Munandar menyatakan bahwa kreatifitas adalah “Pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreatifitas dalam mengajar besar pengaruhnya dalam kemajuan pelaksanaan pendidikan apalagi mengajar, kreatifitas guru dalam melaksanakan tugas dapat memacu kemampuan untuk menghasilkan, merespon, mewujudkan ide, dan menanggapi berbagai permasalahan pendidikan yang muncul serta keberadaan guru yang kreatif memungkinkan peserta didik juga lebih kreatif lagi. p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… Mengajar adalah kegiatan guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Menurut Djamarah dan Zain 201039, “mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar”. Sedangkan Sudjana Djamarah dan Zain, 2010 berpendapat bahwa mengajar adalah proses memberikan bimbingan/ bantuan pada anak didik dalam melakukan proses belajar. Sedangkan metode mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik agar lebih menarik dan mudah dipahami. Jadi, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Dari penjelasan diatas dapat didisimpulkan bahwa, metode mengajar kreatif adalah cara atau tahapan dengan berbagai teknik dan strategi kreatif yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pemilihan metode mengajar yang tepat terkait dengan efektifitas pengajaran, ketepatan penggunaan metode mengajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi 1 Tujuan belajar yang hendak dicapai yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar, 2 Keadaaan peserta didik Keadaan pelajar berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menangkap dan memperkembangkan bahan pengajaran yang diajarkan, 3 Bahan/materi pengajaran dalam menetapkan metode yang harus diperhatikan guru adalah bahan pengajaran, baik isi, sifat maupun cakupannya, 4 Situasi belajarmengajar Situasi belajar mengajar dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu situasi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan situasi yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, 5 Fasilitas Fasilitas yaitu bahan atau alat bantu serta fasilitas yang lain yang bersifat fisik maupun non fisik dan 6 Setiapguru harus menyadari sepenuhnya tentang penguasaannya dalam menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kepribadiannya. MACAM - MACAM METODE MENGAJAR KREATIF Dalam pembelajaran, ada beberapa metode mengajar kreatif yang dapat digunakan oleh guru, yaitu 1 Metode Mengajar Kreatif dengan Experiential Learning. Metode mengajar dengan Experiential Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada teori Kolb, yaitu merupakan proses dimana pengetahuan terkonstruksi melalui transformasi pengalaman. Belajar dari pengalaman mencakup keterkaitan antara berbuat the doing dan berpikir the thinking. Menurut Kolb & Kolb 2005, tujuan teori pembelajaran konstruktivis sosial Vygotsky sejalan dengan pengembangan model pembelajaran Experiential. Seseorang akan belajar jauh lebih baik lewat keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis pengalaman menekankan akan kebutuhan lingkungan belajar dengan menyediakan kesempatan siswa belajar untuk mengembangkan dan membangun pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman akan menyajikan dasar untuk melakukan refleksi dan observasi, mengkonseptualisasi dan menganalisis pengetahuan dalam pikiran anak. Kolb 1994 mengemukakan 3 karakteristik model pembelajaran Experiential, yaitu a belajar paling baik diterima sebagai suatu proses, di mana konsep diperoleh dan dimodifikasi dari kegiatan eksperimen, tidak dinyatakan dalam bentuk produk, b belajar merupakan proses kontinu bertolak dari pengalaman, dan c proses belajar memerlukan resolusi konflik. Pembelajaran Experiential adalah proses belajar secara edukatif, berpusat pada pebelajar, dan berorientasi pada aktivitas serta direfleksikan secara personal tentang suatu pengalaman dan memformulasikan rencana untuk menetapkan apa yang telah diperoleh dari pengalaman sains yang menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Pengalaman-pengalaman yang telah dialami siswa mempunyai peranan penting dalam p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… pembentukan pengetahuan kognitif dalam pikiran merefleksikan pengalamannya pada sebuah pengetahuan baru. Keterlibatan siswa dalam kegiatan eksperimen akan membuat individu memperoleh pengalaman langsung yang konkrit. Kolb menguraikan beberapa manfaat penerapan pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman sebagai berikut Adam, et al., 2004. a Menyediakan arah pembelajaran yang tepat dalam penerapan apa yang dipelajari. b Memberikan arah cakupan metode pembelajaran yang diperlukan. c Memberikan kaitan yang erat antara teori dan praktek. d Dengan jelas merumuskan pentingnya para siswa untuk merefleksikan dan merangsang siswa memberikan umpan balik tentang apa yang mereka pelajari. e Membantu dalam mengkombinasi gaya pengajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Metode experiential learning memiliki empat siklus, yaitu concrete experiences atau pembelajaran yang didapatkan dari pengalaman nyata, reflection observation atau mengamati pengalaman yang dihadapi, abstract conceptualization atau memahami dan mencari informasi tentang apa yang diamati lalu membuat sebuah konsep atau teori dan experimentation atau membuat sebuah kesimpulan dari data-data yang diperoleh. Dengan belajar melalui pengalaman, siswa akan lebih paham dan bertpikir secara kritis sehingga dapat membangun pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 2 Metode Mengajar Kreatif dengan Story Telling. Metode storytelling pada dasarnya merupakan metode yang menggunakan cerita dongeng untuk menggambarkan situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dibantu dengan media pembelajaran salah satunya dengan media pembelajaran wayang atau story book. Istilah storytelling diterjemahkan dari bahasa Inggris Teaching English to Children menurut scott dan ytrebrg yaitu “ storytelling digunakan dengan tidak menggunakan buku pada saat pembelajaran”. Storytelling digunakan dengan menuntut guru untuk bisa mengadaptasi dan menguasai isi pembelajaran yang terdapat dalam buku dengan cara menceritakannya kembali dalam bentuk dongeng. Setelah bercerita guru harus mengulang kembali kata kunci sehingga siswa menjadi faham dan itu, mimik dan ekspresi wajah dalam bercerita disesuaikan dengan objek yang guru harus mampu mengajak siswa masuk ke dalam cerita tersbut menggunakan kontak mata antara guru dengan siswa pada waktu yang tepat. Sejalan dengan uraian tersebut, menurut Wright 2009 ketika guru melakukan storytelling, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu pemahaman siswa yaitu a Use the pictures, mask, objects and puppets. Hal ini bertujuan agar siswa dapat dengan mudah memhami suatu cerita yang sedang didengarkan. Ketika siswa tidak mengerti suatu kata yang diucapkan oleh guru, maka guru dapat menunjukan beberapa gambar yang ada dalam cerita, gambar tersebut bisa digambar oleh guru atu siswa itu sendiri di papan tulis, atau gambar-gambar yang ada pada buku. Guru juga dapat menggunakan topeng dan puppets untuk membantu pemahaman siswa, sama halnya dengan gambar, topeng dan puppets juga bisa dibuat oleh siswa itu sendiri. b Use mime your self , ketika guru bercerita guru dapat menirukan karakter tokoh-tokoh yang berada dalam cerita tersebut, seperti melakuk gerakan-gerakan, menirukan suara-suara binatang yang ada dalam cerita tersebut. c Use a sound effect. Agar pada saat bercerita tidak membosankan, maka guru dapat menggunakan berbagai macam efek suara seperti pada suara aslinya. Misalkan dalam cerita tersebur terdapat suara petir, disini guru harus dapat membuat suara yang sama seperti suara petir dll. d Translate key words as you tell the story, memberitahulan kata kunci kepada siswa dalam cerita tersebut, agar siswa dapat memiliki dan mengingat kosa kata yang baru. Dalam menerapkan metode story telling, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu seperti berikut Orientation, Biasanya terletak di paragrap pertama. Secara teori, orientation berisi pesan tentang informasi WHAT, WHO, WHERE, DAN WHEN. Pada paragrap p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… Orientation, text narative akan memberitahukan pembaca tentang apa peristiwanya siapa pelaku-pelakunya, dimana dan kapan peristiwa tersebut terjadi. Complication, Paragrap complication menjadi inti sebuah text narative. Complication ini menceritakan apa yang tejadi dengan pelaku dalam peristiwa tersebut. Umumnya Complication ini berisi gesekan antar pelaku ini menimbulkan sebuah konplik/ pertentangan. Resolution, Sebuah pertentangan harus ditutup dengan sebuah text narrative resolution bisa ditutup dengan penyelesaian yang menyenangkan atau menyedihkan. Berdasarkan uraian di atas, metode storytelling merupakan salah satu metode yang memberikan kontribusi positif pada suatu pembelajaran, dapat yang memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan dengan adanya materi yang berbentuk cerita, dengan didukung adanya aktivitas siswa salah satunya yaitu dengan melakukan percobaan yang melibatkan panca indera berhubungan dengan observasi, dan aktivitas lainnya berupa comunication dan inferensi. 3 Metode Mengajar Kreatif dengan Case Study. Metode Student Created Case Studies merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan tipe diskusi kasus atau permasalahan pelajaran yang akan dipelajari. Menurut Liu Nopitasari, 2012 104 “Studi kasus adalah cara yang sangat tepat untuk mengeksplorasi kemungkinan efek pada pengajaran dan pembelajaran”. Studi kasus berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh konkret, tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi semacam itu di masa menatang Silberman, 2016 187. Jadi metode Student Created Case Studies adalah metode pmbelajaran aktif yang memfokuskan siswa mengenai situasi nyata kasus atau contoh yang mengharuskan siswa untuk mengambil tindakan dan menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari. Kegiatan pembelajaran melalui studi kasus atau pemecahan masalah merupakan suatu teknik yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi itu, kegiatan pembelajaran melalui studi kasus dapat meningkatkan aktivitas dan kemandirian belajar siswa baik secara individu maupun Surjadi Dewi, 2013 “Tujuan pembelajaran studi kasus adalah untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapi untuk mencapai kompetisi yang telah ditetapkan”.Jadi, tujuan metode pembelajaran aktif Student Created Case Studies adalah sebagai berikut; Membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran, Meningkatkan aktivitas dan kemandirian belajar siswa, Menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapi untuk mencapai kompetisi yang ditetapkan. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Student Created Case Studies merupakan kerja siswa secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil, yang ditekankan pada materi pelajaran yang mengandung persoalan untuk dipecahkan, siswa menggunakan banyak pendekatan dalam belajar dan hasil dari pemecahan masalah adalah hasil tukar pendapat di antara semua siswa. 4 Metode Mengajar Kreatif dengan Role Play. Role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang di dalamnya terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses belajar mengajar Santoso, 2011. Wikipedia 2012 juga mengemukakan bahwa role playing adalah sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Hal ini diperkuat pendapat Hadari Nawawi dalam Kartini 2007 yang menyatakan bahwa bermain peran role playing adalah mendramatisasikan cara bertingkah laku orang-orang tertentu dalam posisi yang membedakan peranan masing-masing dalam suatu organisasi atau kelompok di masyarakat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran role playing adalah model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan, sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… LANGKAH-LANGKAH METODE MENGAJAR KREATIF 1 Experiential Learning. Dalam menerapkan metode experiential learning guru harus memperbaiki prosedur agar pembelajarannya berjalan dengan baik. Menurut Hamalik dalam Fathurrohman 2015 136-137, mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran experiential learning adalah sebagai berikut a Gurumerumuskan secara saksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka open minded mengenai hasil yang potensial atau memiliki seperangkap hasil-hasil tertentu. b Guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi pengenalan terhadap pengalaman. c Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok- kelompok kecil atau keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman. d Para siswa ditempatkan didalam situasi-situasi nyata pemecahan masalah. e Siswa aktif berpartisipasi didalam pengalaman yang tersedia, membuat keputusan sendiri, menerima konsekuensi berdasarkan keputusan tersebut. f Keseluruhan kelas menyajikan pengalaman yang telah dipelajari sehubung dengan mata ajaran tersebut untuk memperluas belajar dan pemahaman guru melaksanakan pertemuan yang membahas bermacam- macam pengalaman tersebut. 2 Story Telling. Ada beberapa tahapan dalam Metode Story Telling, yaitu sebagai berikut a Pra bercerita before story. Pada tahap pra bercerita guru melakuan apersepsi terlebih dahulu tentang materi yang akan disampaikan yang dapat membangun konsepsi-konsepsi materi yang di pelajari. Hal tersebut dapat diaksanakan dengan menghadirkan permasalahan-permasalahan yang dekat dengan lingkungan siswa, pada akhirnya siswa merasa ingin tahu tentang jawaban atas pertanyaan yang mereka punya sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Pada tahap bercerita terdapat tahapan yang lain yaitu tahap pengetahuan awal siswa. Tahap pengetahuan awal siswa ini mengharuskan guru untuk memberikan rangsangan kepada siswa atau dapat disebut juga dengan memberikan stimulus agar siswa memberikan respon positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari siswa. Tahap pengetahuan awal siswa membantu siswa dalam mengingat apa yang diketahui siswa dan siswa pun dapat mengemukakan pendapatnya. b Bercerita during story. Materi yang akan disampaikan berbentuk cerita dengan tokoh-tokoh pemainnya yaitu objek dalam materi sehingga objek tersebut dapat digunakan dalam sebuah percobaan. Melalui bercerita siswa dapat menyimak dan memahami isi materi yang disampaikan guru. Isi cerita terebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Cerita tersebut di utarakan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh disajikan dengan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan terdekat siswa dengan menumbuhkan karakter tahap bercerita guru dituntut untuk dapat memfasilitasi siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan yang tahapan yang dimaksd adalah tahap eksplorasi. Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan atau percobaan yang berhubungan dengan materi yang itu, siswa mencatat isi dari materi tersebut dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa tahap ini pula, siswa mengeksplor pengetahuan yang telah dimiliki siswa melalui LKS yang telah disediakan oleh guru. c Pasca bercerita after story. Setelah mengeksplorasi kemampuan siswa dalam bentuk LKS. Selanjutnya siswa melakukan diskusi dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam diskusi ini siswa berkesempatan untuk mengutarakan pendapat dan menyamakan pendapatnya dengan kelompoknya. Selain itu, siswa dengan siswa lain dapat menyimpulkan pernyataan dari beberapa pendapat yang diutarakan oleh siswa lain dalam masing-masing kelompok. Pengembangan dan aplikasi konsep Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru secara lisan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhubungan materi yang diajarkan dan yang terdapat dalam LKS dengan memberikan pendapat siswa yang mampu mengomunikasikan kepada siswa lain untuk kemudian diarahkan p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… kembali oleh guru untuk menyamakan persepsi. 3 Case Study. Sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran aktif Active Learning adalah sebagai berikut a Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. Dalam fase ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. b Menyajikan informasi. Dalam fase ini guru menyampaikan penjelasan umum tentang sistem pencernaan kepada siswa. c Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Dalam fase ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung dari 1-5 sampai membentuk 7 kelompok. d Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. e Evaluasi dan Refleksi. Dalam fase ini guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan memberikan soal dan penjelasan. f Memberikan penghargaan. Dalam fase ini guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai dengan kriteria guru. 4 Role Play. Setiap model pembelajaran aktif, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan. Berikut langkah-langkah penerapan model role playing menurut Mulyadi 2011136 a Guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. b Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum Kegiatan Belajar Mengajar. c Guru membentuk kelompok yang anggotanya lima orang menyesuaikan jumlah siswa. d Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. e Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. f Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. g Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas penampilan yang selesai diperagakan. h Masing - masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. i Guru memberi kesimpulan secara umum. j Evaluasi k Penutup PENUTUP 1. Simpulan Metode mengajar kreatif menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Peserta didik dapat lebih mudah dan berani dalam mengungkapkan ide dan pendapatnya. Pendidik harus sebisa mungkin mendesain pembelajaran semenarik mungkin sehingga siswa lebih antusias dan termotivasi dalam belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan mendesain metode mengajar kreatif maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 2. Rekomendasi Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan rekomendasi untuk 1 Balai Diklat Keagamaan Palembang Dapat melaksanakan pelatihan-pelatihan yang bersifat memberikan wawasan tentang berbagai metode mengajar kreatif sehingga guru-guru dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran 2 Guru Dapat menambah wawasan guru dalam mengajar dan menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif. 3 Sekolah/Madrasah Madrasah dapat memfasilitasi guru-guru dalam mengembangkan profesionalisme dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu Madrasah dalam pendidikan. p-ISSN 1979-9624 e-ISSN 2776-3900 Jurnal Perspektif Vol. 13, No. 2, Desember 2020 Sri Sunarti Metode Mengajar Kreatif… DAFTAR PUSTAKA Adam, A, B., Kayes, D, C., & Kolb, D,A. 2004 experiential learning in teams. online Diakses tanggal 10 Juni 2020. Dewi, A,S. 2010. Penerapan model role playing pada model role playing pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Purwodadi 3 Kecamatan Blimbing kota Malang. Skripsi, Program S1 PGSD Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah FIP Universtas Negeri Malang. Djamarah, S. B., & Zain, A. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Djumingin, S. 2011. Strategi dan aplikasi model pembelajaran inovatif bahasa dan Badan Penerbit UNM. Fathurrohaman, M. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Kartini. 2007. Penggunaan metode role playing untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran pengetahuan sosial di kelas V sdn Cileunyi 1 Kecamatan Cileunyi Kabupaten ... Untuk bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif diperlukan guruguru yang memiliki pemikiran yang harus inovatif. Sunarti, 2021. Guru harus menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sehingga memudahkan guru tersebut untuk mengembangkan kompetensinya. ...The educational process carried out must run optimally, therefore the teacher has an important role in developing and designing a lesson in order to provide a maximum learning experience for students. Innovative teacher competencies must be owned by today's teachers. This study aims to see and assess the competence of innovative teachers at SMPN 10 Singkawang. The sample in this study were 15 teachers who teach at SMPN 10 Singkawang by filling out an innovative teacher competency questionnaire. The questionnaire consists of 4 indicators, namely observing, asking questions, networking ideas and experimenting. Innovative competency assessments are very helpful in providing an overview of the qualities possessed by teachers so that improvements can be made for the better. The quality of teachers at SMPN 10 Singkawang is clearly reflected in the results of the study, teachers at SMPN 10 Singkawang have innovative teacher competencies with good criteria. Average Metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan oleh guru dalam mengembangkan kompetensi sebagai pengajar. Metode pembelajaran yang kreatif menekankan pada keahlian guru dalam memfasilitasi kegiatan belajar sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan nyaman Sunarti, 2021. Guru sebagai fasilitator atau pendamping mampu mengemas bahan pembelajaran agar peserta didik terangsang untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan menyenangkan. ...Sri NurhidayahAlfina CitrasukmawatiPembelajaran kreatif dan inovatif sangatlah fundamental agar tercipta proses pembelajaran yang maksimal khususnya untuk anak usia dini. Anak usia di bawah 7 tahun merupakan masa keemasan membutuhkan banyak perhatian untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Upaya ini harus sejalan dengan kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Guru PAUD di TKM NU 114 Muttabiul Huda Gresik masih banyak membutuhkan dukungan dan support system yang baik untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Diketahui permasalahan rendahnya kompetensi guru dalam mengajar, motivasi yang rendah, dan manajemen dari lembaga yang kurang maksimal, visi misi yang belum terukur sehingga belum mampu menciptakan ide-ide baru, dan kurangnya keterbukaan terhadap hal-hal yang baru. Hal tersebut yang melatarbelakangi terlaksananya pengabdian dengan mitra. Pengabdian dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam proses pembelajaran dengan metode kreatif dan inovatif. Pelaksanaan dilakukan melalui tiga metode tahapan, yaitu tahap persiapan yang meliputi kegiatan diskusi dan observasi. Tahap kedua yaitu pelaksanaan berupa pelatihan, dan tahap ketiga berupa kegiatan evaluasi dengan instrumen kuesioner. Hasil dari pengabdian ini sangat signifikan bermanfaat untuk para guru. Pertama, guru menjadi lebih mahir melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif yang sebelumnya masih monoton, membosankan, dan masih berfokus pada guru teacher centered. Kedua, guru menjadi paham metode yang tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran dan dapat mencari solusi yang tepat terhadap problematika di kelas. Ketiga, para guru lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengajar, dan keempat menjadi terbuka wawasannya. Dengan kata lain, pelatihan dalam kegiatan pengabdian ini mengembangkan kompetensi guru dalam Putri KaniaResnawati Febriani PFitria NurulaeniThe learning process should be an active activity for students to build their understanding. Even so, there are still many students who look bored and lack enthusiasm. The effort that needs to be done by the teacher is by giving rewards and ice breaker. This study aims to determine the impact of giving rewards and ice breakers on the learning process at SDN 04 Karangtengah, Cibadak District, Sukabumi Regency. This study used a type of qualitative research where the subjects in this study were teachers and fourth grade students. Data collection was carried out by observation and interview techniques with research instruments in the form of observation sheets and interview sheets. The results showed that the provision of rewards and ice breakers had a very good impact on the learning process in class IV SDN 04 Karangtengah. Thus it can be concluded that giving rewards and ice breakers is able to arouse student learning motivation so that it also has an impact on cognitive learning outcomes. Giving rewards and ice breakers can bring out the enthusiasm of students in learning, learning becomes more competitive, collaborative, and varied so that students return to concentrate and actively participate in learning in teamsA AdamB KayesC KolbAdam, A, B., Kayes, D, C., & Kolb, D,A. 2004 experiential learning in teams. online Diakses tanggal 10 Juni model role playing pada model role playing pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Purwodadi 3 Kecamatan Blimbing kota Malang. SkripsiA DewiDewi, A,S. 2010. Penerapan model role playing pada model role playing pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Purwodadi 3 Kecamatan Blimbing kota Malang. Skripsi, Program S1 PGSD Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah FIP Universtas Negeri dan aplikasi model pembelajaran inovatif bahasa dan Badan Penerbit UNMS DjuminginDjumingin, S. 2011. Strategi dan aplikasi model pembelajaran inovatif bahasa dan Badan Penerbit metode role playing untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran pengetahuan sosial di kelas V sdn Cileunyi 1 Kecamatan Cileunyi KabupatenKartiniKartini. 2007. Penggunaan metode role playing untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran pengetahuan sosial di kelas V sdn Cileunyi 1 Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Tips mengajar dengan menyenangkan akan dibagikan untuk membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang lebih adalah jalan, aturan, atau sistem yang diterapkan oleh seorang pengajar dalam mengorganisasi dan mengatur lingkungan pembelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menciptakan kesempatan bagi siswa untuk melakukan delapan tips mengajar yang dapat Anda simakMemanfaatkan TeknologiSalah satu mengajar yang menyenangkan adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Teknologi digunakan tidak hanya saat proses belajar mengajar online saja, namun pembelajaran offline juga bisa menggunakannya. Dengan menggunakan teknologi akan menciptakan suasana belajar yang yang dapat digunakan pada saat pembelajaran offline yaitu berupa smartboard, projector, dan media interaktif yang dapat didapatkan secara gratis maupun pada pembelajaran online, teknologi yang dapat digunakan oleh guru adalah laptop atau smartphone untuk dapat melaksanakan kegiatan aplikasi pembelajaran kini telah berkembang pesat sehingga dapat mendukung pembelajaran Melakukan VariasiDengan melakukan variasi metode mengajar akan memberikan pengaruh positif kepada para siswa. Berbagai hal seperti melakukan game akan membuat siswa semangat dalam belajar, game yang digunakan tentu berhubungan dengan materi pembelajaran dan melakukan diskusi dengan siswa. Hal tersebut akan membuat siswa menjadi aktif dan lebih memahami subjek InteraktifPembelajaran interaktif dapat diberikan dengan menampilkan animasi, powerpoint, video pembelajaran dan lain sebagainya. Dengan itu akan membantu guru agar materi yang disampaikan tidak Memberikan RewardGuru dapat memberikan reward atau apresiasi kepada siswa dengan memberikan hadiah. Hadiah diberikan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan kuis atau test harian di kelas. Dengan itu akan membuat siswa menjadi termotivasi dalam meningkatkan semangat belajar siswa dan tentunya membuat suasana belajar menjadi seru dan Menciptakan Lingkungan Kelas yang MenarikSuasana belajar menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. dengan lingkungan kelas yang ditata semenarik mungkin akan membuat siswa senang dan nyaman dalam Memberikan Pertanyaan pada SiswaGuru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa dengan ditunjuk secara acak. Selain itu juga siswa dapat saling mengangkat tangannya untuk dapat menjawab pertanyaan terlebih dulu. Dengan itu akan menciptakan suasana kelas yang ramai dan Hindari Menggunakan Teknik Ajar yang SamaPembelajaran yang dilakukan setiap hari dengan cara atau teknik mengajar yang sama maka akan membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti kegiatan belajar Membuat Diskusi di KelasGuru dapat membuat kelompok kecil di dalam satu kelas dan menugaskan siswa untuk mendiskusikan sebuah materi yang telah disampaikan oleh guru. Kemudian siswa dapat memaparkan atau mempresentasikan kembali hasil diskusi di merupakan beberapa tips mengajar yang dapat Anda lakukan dalam proses pembelajaran di kelas untuk menciptakan suasana belajar yang asyik dan diri Anda sebagai Member untuk mendapatkan pelatihan GRATIS!Penulis Eka Susiyanti
Pendidikan dari masa ke masa menentukan masa depan bangsa menjadi bangsa yang beradab, berbudi luhur, masyarakat yang cerdas terhadap perubahan zaman. Apapun kurikulum yang diterapkan di sekolah dapat dijadikan sebagai media belajar yang tepat. Oleh karena itu dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa maka upaya untuk menjadikan siswa yang mandiri dalam menyiapkan sumber daya manusia di masa depan. Belajar di luar jam pelajaran adalah faktor penting dalam menunjang kesuksesan prestasi belajar siswa. Banyak siswa yang memiliki kemampuan lebih, tetapi prestasinya biasa saja karena cara belajarnya kurang baik. Sebaliknya siswa yang kemampuannya biasa saja dapat meningkatkan kemampuan akademik dengan cara belajar efektif dan tepat. Kalau diperhatikan sewaktu anak-anak sekolah menghadapi ulangan IPS yang terlihat adalah menghafal nama, tanggal, tahun, tempat, uraian rincian dan sebagainya. Bibirnya komat-kamit seperti membaca mantra demi mempermudah mengingat-ingat, atau membuat ringkasan dalam kertas kecil dan panjang berlipat lipat dengan tulisan yang kecil-kecil. IPS memang dikenal dengan pelajaran hafalan agar supaya mendapatkan nilai yang bagus. Tapi sebenarnya tidak perlu melakukan hal seperti itu. Berikut tips yang bisa dicoba seperti, satu membuat peta konsep yang merupakan cara belajar mengikuti cara kerja otak dan komputer. Dengan demikian kita bisa langsung melihat gambaran keseluruhan materi detilnya. Dua, membuat kronologi waktu yang dilengkapi dengan rinciian tokoh, tanggal, tempat kejadian. Tiga, banyak membaca, mendengarkan, mengikuti berita dari media masa. Empat mendalami materi dalam pelajaran yang relevan dengan kehidupan kita. Lima membuat presentasi untuk materi yang sulit. Kata orang bijak mengajar itu adalah cara terbaik untuk belajar. Hal tersebut sudah sebagian besar dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Wonosegoro terhadap siswanya. Menurut Edgar Dale pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar oleh keluarga, masyarakat, pemerintah melalui bimbingan, pengajaran, pembelajaran dan pelatihan yang berlangsung baik dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hidup untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menjalankan perannya dalam lingkungan untuk masa mendatang. Mata pelajaran IPS kebanyakan materi hafalan dan pemahaman, KBM pun lebih banyak didominasi guru sementara siswa hanya mendengarkan, maka dari itu penulis sebisa mungkin untuk menjadikan mata pelajaran menjadi materi yang menyenangkan agar siswa tidak mengantuk dan tidak membosankan. Kelihatannya agak ribet dan butuh kerja keras, lagi pula mata pelajaran IPS bukan materi yang sekedar dihafalkan saja tetapi juga harus dipahami. Pembelajaran IPS dengan menggunakan LCD proyektor dengan menayangkan gambar-gambar dan soal latihan di SMP Negeri 1 Wonosegoro sangat ditunggu-tunggu siswa dan ternyata sangat antusias. Paling menarik adalah hadiahnya walau tidak seberapa. Dengan tantangan seperti itu penulis untuk bisa menjadikan mata pelajaran IPS menjadi mata pelajaran yang favorit yang tidak membosankan. Dengan banyak ragam metode belajar di kelas guru bisa menerapkan mempraktikan secara bergantian. Misalkan di SMP Negeri 1 Wonosegoro 5 menit sebelum KBM dimulai siswa membaca buku pelajaran terlebih dahulu. Selanjutnya diadakan pretes, bagi yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan hadiah seperti bolpoin, buku tulis, dll. Namun penampilan guru perlu diperhatikan. Ternyata model pembelajaran yang sederhana dan mudah dilakukan sangat disukai oleh siswa. Mata pelajaran IPS sedikit demi sedikit sudah banyak disenangi siswa dan mulai ditunggu-tunggu kehadirannya di kelas. Sesekali KBM dilaksanakan di luar kelas sesuai materinya. dd1/lis Guru SMP Negeri 1 Wonosegoro.
Foto oleh Max Fiscer dari Pexels Menjadi guru yang baik harus tahu cara mengajar yang asyik dan menyenangkan. Mengajar baik mengajar online maupun offline Guru pintar harus tetap memperhatikan cara mengajar yang baik dan benar. Hal ini menjadi poin yang sangat penting karena Guru pintar pasti menginginkan tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Metode mengajar yang menyenangkan tidak akan membuat siswa cepat bosan. Guru pintar tidak akan lagi mendengar siswa berkata “kapan istirahat?” atau “kapan pulang?” Bagaimana caranya Guru pintar dapat mengajar yang Asyik dan menyenangkan? Simak ulasannya berikut ini. Interaksi dengan Siswa Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels Setiap siswa dari berbagai level baik itu siswa SD atau siswa SMP, sangat senang jika pendapatnya didengarkan. Dalam satu kelas tidak semua siswa memiliki kemampuan menyampaikan ide atau pendapatnya. Di sinilah peran penting Guru pintar untuk menumbuhkan rasa percaya siswa dan memantik keberanian mereka untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Interaksi yang berjalan baik di dalam kelas dapat membuat siswa lebih fokus. Karena selain siswa berlatih cara berbicara dan mengemukakan pendapat, siswa juga belajar bagaimana cara mendengarkan orang lain. Hal ini sangat penting untuk siswa karena akan menjadi bekal saat berinteraksi dengan orang lain, baik itu dengan teman, guru, orang tua atau masyarakat pada umumnya. Nah, interaksi yang adil dan merata membuat siswa merasa terlibat dalam proses pembelajaran sehingga mereka tidak ingin buru-buru meninggalkan kelas. Memanfaatkan Teknologi Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels Salah satu cara mengajar yang asyik dan menyenangkan adalah dengan memanfaatkan teknologi. Jangan beranggapan bahwa teknologi hanya perlu digunakan saat mengajar online. Baik mengajar online ataupun offline, teknologi memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang seru. Saat mengajar offline, Guru pintar dapat memanfaatkan smartboard, projector, atau menggunakan media-media pembelajaran interaktif yang banyak ditemukan baik yang gratis maupun berbayar. Pada saat mengajar online, kebutuhan Guru pintar untuk menggandeng teknologi tentu lebih besar. Minimal Guru pintar mampu mengoperasikan laptop atau smartphone saat menyelenggarakan pembelajaran. Berbagai aplikasi telah berkembang pesat untuk menyediakan penunjang pembelajaran online. Pertanyaannya adalah apakah Guru pintar sudah familiar dengan teknologi-teknologi tersebut? Jika belum, jangan pernah malu untuk belajar dan bertanya. Ciptakan Suasana Belajar yang Tidak Berbeda Foto oleh Anastasia Shuraeva dari Pexels Guru pintar pasti sudah biasa menghias kelas. Menempel berbagai ornament di dalam kelas atau mengubah tata letak meja dan kursi. Suasana kelas yang dinamis, selalu berubah dalam waktu tertentu membuat siswa merasa betah saat belajar. Hal lain yang dapat Guru pintar lakukan untuk menghindari kebosanan adalah dengan melalukan perubahan tempat duduk. Akan sangat menyenangkan bagi siswa jika bisa berinteraksi tidak hanya dengan satu atau dua temannya, tetapi dengan lebih banyak teman di kelas. Bagaimana jika Guru pintar mengajar online? Meskipun tidak mengajar di dalam kelas sungguhan, Guru pintar tetap dapat menciptakan suasana mengajar yang asyik dan seru. Saat melakukan telekonferensi dengan siswa menggunakan Zoom meeting atau Google meet, Guru pintar dapat menentukan tema-tema khusus atau menggunakan virtual background yang unik dan menarik. Jangan Kaku Foto oleh Max Fischer dari Pexels Tidak ada salahnya sekali waktu Guru pintar memunculkan sisi humoris. Jika suasana belajar terlalu tegang, siswa tidak akan dapat menikmati proses pembelajaran. Tidak perlu Guru pintar terlalu pandai melawak sehingga membuat siswa terpingkal-pingkal. Guru pintar cukup menebar senyuman, melontarkan tebak-tebakan, atau guyonan ringan saja. Sikap yang tidak terlalu di kelas membuat siswa merasa nyaman. Ini juga bermanfaat untuk menyegarkan suasana belajar. Guru pintar harus jeli membaca situasi kapan harus bersikap santai, dan kapan harus serius. Lakukan semuanya secara seimbang, maka kelas Guru pintar tidak akan kaku. Tunjukkan Perhatian yang Adil dan Merata Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels Guru pintar wajib mengusahakan semua siswa mendapatkan perhatian. Kadang kala tanpa sadar kita lebih fokus pada siswa yang pintar dan aktif sehingga melupakan siswa yang pendiam. Meskipun tidak disampaikan secara langsung, siswa pasti ingin diperhatikan. Ganti greeting Guru pintar menjadi lebih personal. Jika biasanya hanya dengan “selamat pagi anak-anak! Apa kabarnya hari ini?” Guru pintar bisa mengganti dengan “Wah, Mia, Tomi, Cici hari ini kalian terlihat bersemangat. Sarapan apa pagi ini?” Guru pintar juga dapat memanggil nama siswa satu persatu sehingga semua merasa memiliki rasa memiliki satu sama lain. Bagaimana Guru pintar? Poin mana yang sudah Guru pintar lakukan di kelas? Mari selalu mengajar dengan menerapkan cara mengajar yang asyik dan menyenangkan. Siswa gembira, Guru Bahagia.
TRIK PEMBELAJARAN IPS YANG MENYENANGKAN Oleh Harnieti, M. Pd Kepala UPTD SMPN 1 Ilmu pengetahuan Sosial IPS, merupakan salah satu mata pelajaran wajib, mulai dari tingkat dasar sampai menengah di Indonesia. Menurut Supardi 2011, IPS lebih menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memiliki kemampuan memecahkan masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang kompleks sekalipun. Intinya IPS lebih difokuskan untuk memberi bekal keterampilan memecahkan masalah sederhana yang dihadapi peserta didik. Agar mampu mencapai tujuan dari belajar IPS tersebut, tentu harus ada aplikasinya dalam pembelajaran. Kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini sering kita mendengarkan keluhan bahwa pembelajaran IPS sangat membosankan, tidak menarik dan terkesan bersifat hapalan. Apalagi jika belajar IPS dilaksanakan pada siang hari. Hal ini sering membuat peserta didik mengantuk dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi disajikan dengan menyampaikan konsep dan teori-teori yang mati, tidak aplikatif dan jauh dari kata menarik. Akibatnya peserta didik akan kehilangan kesempatan dalam membangun jiwa kritis, analisis dalam menganalisis fenomena-fenomena sosial yang ada, sesuai dengan hakikat IPS itu sendiri. Sebenarnya menarik, atau tidaknya sebuah pembelajaran tergantung dari kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Bukan berdasarkan mata pelajarannya. Guru yang kreatif akan mampu membuat materi apapun menjadi menarik dan menyenangkan. Kemampuan guru dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan materi akan membuat materi yang mulanya tidak menarik akan menjadi asyik untuk diikuti oleh peserta didik. Dalam hal ini terlebih dahulu seorang guru IPS harus mampu merubah mindset atau pola pikirnya. Sehingga mampu pula merubah pola mengajarnya. Ada beberapa hal yang harus dipahami guru saat ini. Pertama, guru adalah sebagai fasilitator. Jadi bukan saatnya lagi guru mencerek dan peserta didik mencawan dalam pembelajaran. Peserta didik harus diberi kesempatan merekonstruksi pengetahuannya. Pendekatan konstruktivisme lebih pas digunakan. Sebab guru dapat mengkonstruksi pengalaman peserta didik. Proses belajar dilakukan bersama-sama antara guru dan peserta didik. Kedua, merubah pola pembelajaran dari teacher centre ke student centre. Peserta didiklah yang diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran. Ketiga, merubah pola pembelajaran konvensional seperti ceramah, diskusi biasa dan lain sebagainya ke pembelajaran modern, yang dikenal dengan pembelajaran abad 21. Keempat, memanfaatkan IT dalam pembelajaran. Kenyataannya saat ini masih banyak guru yang menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar IPS. Metode ceramah dianggap sebagai cara yang paling ampuh dalam menyampaikan materi IPS. Peserta didik diminta menghapal nama, tanggal, kronologi dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran IPS menjadi kurang bermakna dan membosankan. Lebih parahnya lagi peserta didik diminta membuat catatan materi, hal ini tentu saja membuat pembelajaran tidak bermakna dan tidak menarik. Ada beberapa trik yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS menarik dan menyenangkan Pertama, sesuaikan antara materi pembelajaran dengan media pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi mudah dimengerti oleh peserta didik apabila seorang guru dalam mengajar menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Apalagi dalam pelaksanaannya guru mampu menciptakan interaksi antara peserta didik dengan media pembelajaran. Pemanfaatan media pemeblajaran yang menarik akan membuat peserta didik terlibat aktif dalam belajar. Pembelajaran akan terasa menyenangkan. Kedua, pembelajaran tidak hanya sekadar materi yang bersifat fakta dan hapalan semata, tetapi memberi peluang kepada peserta didik untuk menganalisis dan mengemukan argumennya. Hal ini bertujuan untuk melatih daya berpikir kritis mereka. Melalui analisis–analisis yang mereka lakukan, maka diharapkan mampu melatih mereka untuk mampu menyelesaikan permasalahan sosial sederhana dalam kehidupan. Dalm hal ini tentu saja butuh kejelian guru dalam menganalisis materi yang sesuai dengan tuntutan KD. Ketiga, mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata saat ini. Pembelajaran yang bersifat kontekstual, mengaitkan dengan kondisi yang up to date dan dengan kondisi nyata saat ini, akan terasa lebih menarik untuk dibahas. Peserta didik akan lebih tertantang untuk mengetahuinya. Keempat, menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang dipilih sebaiknya cocok dengan materi dan karakteristik peserta didik. Ada beberapa model pembelajaran yang ditawarkan dalam kurikulum 2013. Model pembelajaran tersebut antara lain, Problem Based Learning PBL, Project Based Learning PJBL, Discovery Learning, dan Inquiry Learning. Namun disamping itu, juga terbuka bagi guru untuk memakai model-model pembelajaran yang sudah ada sebelumnya. Kelima, mendorong dan menerima inisiatif peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Brook and Brooks 1999. Kemandirian dan inisiatif dari peserta didik akan membuat mereka mampu menghubungkan antara gagasan dan konsep. Peserta didik yang berinisiatif dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, kemudian memberi kesempatan kepada mereka untuk menjawab dan menganalisis pertanyaan tersebut, akan mampu melibatkan semua peserta didik unytuk aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini dituntut kemampuan guru dalam memancing peserta didik, agar mau dan mampu untuk mengajukan pertanyaan. Keenam, memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengembangkan klasifikasi, analisis dan melakukan prediksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan meminta mereka menemukan konsep-konsep baru. Hal ini bertujuan untuk melatih daya analisis peserta didik, menginterpretasi hingga bisa mengambil suatu kesimpulan. Tugas yang diberikan guru tentu saja terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemampuan guru dalam merancang tugas-tugas yang sesuai juga sangat menentukan. Demikian beebrapa cara atau trik yang dapat digunakan guru dalam merancang pembelajaran IPS yang menarik. Namun mungkin masih terdapat beberapa cara lain yang dapat dikembangkan guru untuk membuat pembelajaran IPS menjadi menarik dan menyenangkan. Semua itu tergantung pada inovasi dan kreativitas dari guru yang bersangkutan.
cara mengajar ips yang menarik dan menyenangkan